日本での幸せライフレシピ
Aturan Beribadah Di Perusahaan Jepang Terhadap Karyawan Muslim
(ムスリムに対する日本企業の礼拝規則)
Belakangan ini, jumlah penduduk Jepang dari tahun ke tahun semakin berkurang. Hal itu dikarenakan banyak generasi muda yang terlambat menikah, tidak mau menikah, atau tidak mau punya anak lebih dari satu. Ditambah lagi jumlah lansia yang semakin banyak. Hal tersebut tentu saja memengaruhi terutama pada sektor industri di mana mereka kekurangan pekerja asli Jepang itu sendiri. Sehingga dengan adanya fenomena tersebut, menjadikan tingginya angka permintaan tenaga kerja dari luar Jepang.
Karena tenaga kerja banyak diambil dari luar Jepang, masyarakat Jepang mau tidak mau harus menerima keberagaman orang-orang dari seluruh dunia yang memiliki latar belakang baik dari segi budaya, agama, suku yang berbeda dengan mereka. Di dunia ini terdapat banyak agama dan kepercayaan yang dianut oleh manusia. Oleh karena itu, melakukan ibadah merupakan hak setiap manusia di mana pun mereka berada. Belakangan ini, pekerja maupun imigran muslim di Jepang semakin banyak terutama dari Indonesia, Malaysia, India dan Negara-negara dari Timur Tengah.
Jika dulu orang muslim terkesan sulit mencari pekerjaan di Jepang, namun sekarang tidak lagi dikarenakan tuntutan dunia yang semakin global. Saat ini Jepang membuka kuota besar bagi para tenaga asing dan tidak lagi mempertimbangkan agama mereka untuk bekerja di Negara mereka.
Aturan Yang berlaku Bagi Karyawan Muslim
Sebenarnya, tidak ada aturan baku untuk pekerja muslim di Jepang. Namun, karena Jepang adalah Negara yang mementingkan etos kerja, maka para pemilik perusahaan tidak ingin ibadah yang dilakukan seorang muslim dapat mengganggu aktivitas pekerjaan mereka yang bisa menurunkan kualitas pekerjaan mereka yang akan berpengaruh bagi perusahaan itu sendiri. Contohnya saja seperti ibadah puasa yang dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia. Seperti yang kita tahu, pada saat seorang muslim berpuasa, maka mereka tidak akan makan dan minum dari terbit fajar (pagi) hingga matahari terbenam (sore menjelang malam). Itu artinya, aktivitas berpuasa berbarengan dengan aktivitas bekerja. Hal inilah yang terkadang membuat para pekerja muslim terlihat lemas dan tidak bersemangat dalam bekerja terlebih lagi jika pekerjaan yang dilakukan termasuk pekerjaan yang berat.
Tidak Mengganggu Pekerjaan
Kemudian ada juga ibadah sholat bagi karyawan muslim. Sholat merupakan ibadah yang dilakukan 5 kali dalam sehari, yakni di waktu subuh (matahari terbit), dhuhur (matahari mulai naik), ashar (pergantian dari siang ke sore), maghrib (matahari mulai terbenam), dan isya’ (masuknya malam). Jika bekerja normal 8 jam dalam sehari, karyawan muslim akan melakukan Ibadah sholat di tempat kerja sebanyak 2 kali (dhuhur dan ashar). Sholat pun harus dilakukan di tempat yang tenang, bersih, dan layak. Namun kebanyakan perusahaan di Jepang tidak memiliki area untuk beribadah sholat tersebut sehingga terkadang karyawan muslim sulit untuk menunaikannya. Perusahaan membolehkan karyawan muslim untuk sholat asal tidak mengganggu pekerjaan mereka.
Berikan Penjelasan Sehingga Perusahaan Dapat Melonggarkan Aturan
Karena orang Jepang belum terbiasa hidup berdampingan dengan orang muslim, maka sebaiknya sebelum mulai bekerja alangkah baiknya menyampaikan kepada sesama karyawan dan perusahaan sehingga perusahaan dapat menyediakan tempat beribadah khususnya ibadah sholat. Hal ini bertujuan agar masyarakat Jepang dapat memahami kebutuhan karyawan muslim sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan renggangnya hubungan antar karyawan.